Penggunaan kolam air dalam gedung menyebabkan bau
Pak Heri mempunyai rumah walet yang hingga sekarang populasinya lambat berkembang. Pak Heri menggunakan kolam berukuran 6 x 6 di dalam gedungnya dengan harapan kelembaban ideal. Pak heri bertanya dengan saya mengapa populasi burung walet tidak juga berkembang. Jelas kolam air memberikan kerugian yang banyak.
Beberapa kerugian antara lain:
1. Bayi walet atau anak burung walet yang masih muda belajar terbang jika jatuh akan mati karena sayap burung yang basah tidak memungkinkan terbang kembali.
2. Anak burung atau burung yang jatuh mati akan menjadi bangkai yang bau karena air. Walet tidak akan tinggal dengan kondisi rumah yang bau bangkai.
3. Kotoran walet yang jatuh ke air akan menimbulkan bau yang menyengat dan membawa hama antara lain kutu, kecoa, tikus dan lipan.
4. Kotoran walet yang jatuh ke air akan membuat amonia menguap sehingga sarang walet akan berwarna kekuningan. Harga jual akan turun.
5. Kutu penghisap darah akan membunuh secara massal bayi walet dan anak burung walet yang tidak bisa terbang. Pembunuh kecil yang sangat bahaya. Dalam 1 bulan bisa berkembang biak hingga ratusan. Biasanya bayi walet dan anak burung walet lebih memilih bunuh diri jatuh dari sarang daripada menahan gatal yang diakibatkan kutu. Hal ini akan berdampak fatal karena banyak bangkai di rumah walet.
6. Tikus besar akan mencoba masuk ke dalam rumah walet karena bau. Tikus akan membunuh secara massal. Dalam sehari bisa membunuh hingga 5-10 burung walet muda ataupun dewasa.
7. Kolam air tidak bisa diatur kelembabannya. Sesuai teori penguapan air, bagian yang akan menguap adalah bagian permukaan. Bagaimana mengurangi kelembaban jika ruangan terlalu lembab. Apa harus membongkar kolam? Apa anda bisa mengukur kelembaban yang ideal dengan luas kolam?
8. Banyak kerugian menggunakan kolam air.
Beberapa kerugian antara lain:
1. Bayi walet atau anak burung walet yang masih muda belajar terbang jika jatuh akan mati karena sayap burung yang basah tidak memungkinkan terbang kembali.
2. Anak burung atau burung yang jatuh mati akan menjadi bangkai yang bau karena air. Walet tidak akan tinggal dengan kondisi rumah yang bau bangkai.
3. Kotoran walet yang jatuh ke air akan menimbulkan bau yang menyengat dan membawa hama antara lain kutu, kecoa, tikus dan lipan.
4. Kotoran walet yang jatuh ke air akan membuat amonia menguap sehingga sarang walet akan berwarna kekuningan. Harga jual akan turun.
5. Kutu penghisap darah akan membunuh secara massal bayi walet dan anak burung walet yang tidak bisa terbang. Pembunuh kecil yang sangat bahaya. Dalam 1 bulan bisa berkembang biak hingga ratusan. Biasanya bayi walet dan anak burung walet lebih memilih bunuh diri jatuh dari sarang daripada menahan gatal yang diakibatkan kutu. Hal ini akan berdampak fatal karena banyak bangkai di rumah walet.
6. Tikus besar akan mencoba masuk ke dalam rumah walet karena bau. Tikus akan membunuh secara massal. Dalam sehari bisa membunuh hingga 5-10 burung walet muda ataupun dewasa.
7. Kolam air tidak bisa diatur kelembabannya. Sesuai teori penguapan air, bagian yang akan menguap adalah bagian permukaan. Bagaimana mengurangi kelembaban jika ruangan terlalu lembab. Apa harus membongkar kolam? Apa anda bisa mengukur kelembaban yang ideal dengan luas kolam?
8. Banyak kerugian menggunakan kolam air.
Kasus Rumah Walet
No comments:
Post a Comment